Menikah. Satu kata yang diimpikan banyak orang. Bagaimana tidak, dalam islam, semua hal yang ada di dalam sebuah ikatan nan suci itu yang di dalamnya terdapat kegiatan ketaatan pada Allah SWT, bernilai ibadah berpahala.
Menikah adalah jurus ampuh bagi dua insan yang saling jatuh cinta. Ketika berdua-duaan tanpa ikatan yang halal menjadi terlarang, menikahlah yang menjadikan jalan halal bagi keduanya. Dan ketika aturan itu sudah dijalani, bagaimana hati sudah dijaga dan ditutup bagi ketertarikan pada seseorang yang belum menjadi halal baginya, maka adakalanya perasaan rindu akan menikah itu hadir.
Menikah muda sudah tak asing di era zaman sekarang. Jika beberapa tahun yang lalu, hal ini mungkin terdengar kurang pas, tapi ternyata pada zaman sekarang kita temukan banyak pasangan muda yang dahulu telah melaluinya, kini telah sukses dengan bahtera keluarganya. Karena ternyata bukan umurlah yang menjadi ukuran kesiapan untuk menjalani sebuah pernikahan. Tapi niat dan ilmu lah yang menjadi bekal perjalanannya.
Maka dari itu, banyak dari kalangan masyarakat (ini sih bilang saja, penulisnya sendiri), yang seringkali mulai merindukan sebuah pernikahan. Karena melihat banyaknya ladang pahala yang ada di dalamnya, penguat iman, serta semangat untuk mencetak generasi islam selanjutnya. Tapi ketika melihat pasangan yang telah lebih dulu menjalaninya, ternyata pernikahan tak berhenti di kehidupan seputar cinta antar pasangannya. Terlebih mendengar sepenggal kisah mereka, ternyata banyak persiapan yang harus disiapkan sebelum memulai kehidupan rumah tangga yang baru.
Ada banyak tugas yang harus disiapkan bagi hati yang rindu akan sebuah pernikahan. Bukan hanya tentang menjaga hati dari yang belum halal. Mempersiapkan bekal ilmu komunikasi antar pasangan, mengatur tempat tinggal, merawat buah hati yang kan menjadi amanah illahi, pun menjadi tugas bagi perindu pernikahan.
Karena pernikahan bukan hanya tentang cinta antara pasangan suami istri, terlebih pernikahan adalah awal kehidupan bagi penerus umat islam. Di dalam pernikahan nantinya, akan hadir madrasah pertama bagi generasi pejuang islam. Bagaimana pemahaman pertama mereka akan agama mulia ini ditumbuhkan. Bagaimana cinta fitrah mereka diarahkan kepada Allah SWT. Mulanya lahir penerus islam.
Masih sendiri tidak semata-mata membuat hati yang merindu menikah menjadi lelah. Namun masih sendiri adalah kesempatan untuk menyiapkan banyak bekal untuk mengarungi samudera kehidupan setelah pernikahan. Karena yang terpenting adalah kelanjutan hari setelah acara pernikahan tersebut. Kita tak pernah tahu, apa yang akan terjadi setelah ijab kabul terucap. Niat ibadah serta bekal ilmu setelah pernikahan lah yang menjadi penguat bagi masing-masing diri.
Dan saat Ia tentukan waktunya, pasti akan tiba masa itu. Tidak terlambat sedikitpun, dan tidak terlalu cepat sedikitpun. Perindu pernikahan yang taat pada Allah SWT akan bersyukur karena telah memanfaatkan masa kesendiriannya dengan sebaik-baiknya. Ketika keinginan menikah untuk menyempurnakan separuh dari agama illahi, maka Dia pasti kan beri jalan untuk sampai ke tujuan.
Kiriman dari kontributor diarypernikahan : Chintia Amelia Karla