Kami menulis tema ini disebabkan kegelisahan kami atas banyaknya saudara-saudari kita yang keliru dalam mempersepsikan tentang Taaruf. Tak sedikit diantara mereka yang menganggap taaruf itu solusi final untuk menikah tanpa pacaran artinya mereka berpikiran kalau sudah taaruf sudah pasti sukses sampai pernikahan, sudah pasti bagus jodohnya, sudah pasti tenang dan adem ayem rumah tangganya. Nah sayangnya lagi ketika taarufnya gagal maka dengan mudah menjudge “Ini saya sudah taaruf kenapa gagal ?” atau disaat rumah tangganya berantakan, kacau balau dan akhirnya bercerai juga serta merta menyalahkan taaruf “Saya sudah taaruf tapi kenapa kok pernikahan saya gagal?”.
Jadi begini sahabatku semua, Taaruf itu hanya salah satu metode untuk menikah tanpa pacaran artinya ada metode lain untuk menikah tanpa pacaran diantaranya adalah :
- Di jodohin orang tua
- Ketemu sekali lansung deal akad nikah saat itu juga (Ini banyak terjadi di zaman para sahabat dan ulama)
- Dan salah satu yang lainnya adalah taaruf itu sendiri
Sebelumnya perlu ketika pahami dulu, menikah tanpa pacaran itu bukan jaminan rumah tanggamu akan langgeng aman tanpa cekcok sama sekali nggak ada jaminan apalagi yang menikah dengan pacaran, artinya baik menikah tanpa pacaran atau dengan pacaran itu sama-sama berpotensi menimbulkan konflik . Tapi perlu diingat satu hal, dengan menikah tanpa pacaran berarti kamu sudah beritikad baik untuk memulai rumah tangga dengan cara-cara yang Allah berkahi dan ridhoi, memulai pernikahan dan memulai membangun rumah tangga dengan cara yang Allah ridhoi, dan kita semua tentu sama-sama berharap ketika memulai dengan kebaikan Allah limpahkan juga rahmat dan kebaikannya pada pernikahan kita. Dan jangan lupa untuk terus belajar, belajar bagaimana caranya dan tipsnya menjalankan rumah tangga, memahami suami dan cara komunikasinya, memahami istri serta gaya komunikasinya, memahami dan bisa saling mengerti ketika menghadapi saat-saat yang rentan konflik seperti disaat nafkah suami terasa kurang mencukupi bagi istri , disaat istri haid, disaat istri hamil, melahirkan dan kondisi-kondisi lainnya yang mana disana kondisi emosi tidak karuan.
Dan sekarang kita balik lagi ke masalah Taaruf, Taaruf itu salah satu metode untuk menikah tanpa pacaran yang tujuannya adalah untuk mengenal calon suami/istri, dimana dalam proses taaruf ada tahap-tahap untuk menemukan kecocokan pasangan , baik untuk kecocokan pada pasangan itu sendiri maupun pada masing-masing keluarga kedua belah pihak. Karena ada dua orang yang berbeda latar belakang, berbeda kebiasaan, berbeda pendidkan, usia dan lain sebagainya dan juga dua keluarga besar yang akan bersatu dalam satu ikatan pernikahan maka proses ini tentu akan memiliki dua jawaban, yang pertama sama-sama cocok maka akan lanjut pernikahan dan yang kedua adalah ada ketidak cocokan apakah itu pada diri salah satu calon atau keluarganya yang tidak mengizinkan untuk menikah artinya pernikahannya gagal ke pelaminan.
Jadi sebenarnya gagal atau sukses sampai menikah dalam Taaruf itu sesuatu yang sangat lumrah karena tujuannya memang itu, kalau ibarat jual-beli maka taaruf itu adalah proses tawar-menawar dan saling mengenali produk yang akan dibeli. Yang namanya tawar menawar bisa deal dan juga no deal.
Lha kenapa banyak yang galau ketika gagal taaruf?, penyebabnya ada 2 hal :
Yang pertama : Salah satu atau kedua belah pihak sudah punya rasa, baru taaruf tapi sudah punya rasa memiliki, udah terlanjur sayang, terlanjur cinta sehingga ketika taarufnya gagal “sakitnya tuh dimana-mana”
Yang kedua : Penyebab yang kedua adalah, mengkambing hitamkan taaruf, sebenarnya yang dilakukan adalah “pacaran” atau “hubungan tanpa status” atau “teman tapi mesra” namun biar kedengaran islami dibilang lagi Taaruf. Seringnya interaksi via SMS/Telponan/BBMan atau berbagai jenis sosial media lainnya, yang mana aktivitas itu makin menautkan jalinan hati tanpa ikatan yang sah. Jadi ketika taaruf gagal yang galau juga. 😀
Kira-kira dua hal itulah yang menyebabkan kegagalan taaruf, pada intinya persoalannya sama yaitu sudah ada rasa dan cinta sebelum taaruf. Ini bukan berarti tidak boleh saling tertarik ketika taaruf, yang keliru itu ketika saling mencintai berlebihan dan menganggap cinta itu harus saling bersama dan memiliki.
Jadi solusinya adalah agar nggak galau dan panik ketika gagal taaruf. Awali dengan niat yang tulus ikhlas pada Allah, serahkan semua hasil pada Allah, berdoa agar dipertemukan dan dimudahkan boleh-boleh saja asal jangan keinginan untuk memiliki dan bersama yang berlebihan. Pahamilah, kalau salah satu parameter kesiapan menikah itu adalah siap menerima apapun ketentuan Allah termasuk ketentuan terhadap hasil taaruf. Selalu berprasangka baik pada Allah. Dan selalu yakin pada Allah, kalau setiap ketentuan dari Allah itu adalah yang terbaik bagi kita. Setelah itu? ya cari lagi yang mau dan siap menikah denganmu, nggak perlu khawatir laki-laki shaleh itu banyak, akhwat shaleha juga masih banyak, tinggal kamunya aja sudah shaleh atau shaleha belum? hehe. Terus perbaiki diri..Okee siip?
Tertarik belajar tentang taaruf lebih lanjut ?
Miliki buku Taaruf, Khitbah, Nikah dan Malam Pertama spesial muslim hanya 79 ribu
Pemesanan : SMS/WA 089673653930
Format Pemesanan : TKNM Biru _ Nama Lengkap _ Alamat Lengkap _ Nomor HP dan Jumlah
Sumber foto : rias-pengantin-dinda.blogspot.com