Sebuah pertanyaan yang layak kita tanyakan pada diri kita sendiri sebelum melangkah menuju pernikahan..
Untuk apa kita menikah ?
- Apakah menikah untuk mewujudkan cita-cita cinta agar bisa bersama dengan orang mencintai kita dan kitapun mencintainya ?
- Apakah menikah untuk meraih kebahagiaan, bermesraan, menikmati romantisme saat-saat berduaan ?
- Apakah menikah agar terlepas dari kekangan orang tua ?
- Apakah menikah karena ingin kaya berharap harta dan kesuksesan pasangan?
- Apakah menikah agar ada yang melayani kita ?
- Apakah menikah berharap kebahagiaan ?
- Dan lain – lain (boleh ditambahkan )
Dalam kehidupan nyata pernikahan tak jarang kita menemukan pasangan yang menyesali pernikahnnya, pernikahan selalu dihiasi oleh konflik berkepanjangan , saling menyalahkan pasangan, membandingkan dengan pasangan lain serta selalu menuntut pada pasangan. Kenapa hal ini bisa terjadi ?
Karena keliru dalam menjawab “Untuk Apa Kita Menikah ?” sejatinya pertanyaan tersebut tentang niat sementara kita tau niat sangat mempengaruhi amal dan buah dari amal tersebut.
Dan, dalam pernikahanpun jauh sebelum menikah kita harus memahami terlebih dahulu untuk apa kita menikah ? Apa niat kita menikah ?
Lalu jawabannya bagaimana ? Sederhana sekali untuk menjawabnnya kita kembali pada tuntunan – tuntunan menikah dalam Al-quran dan Sunnah.
Dalam Al-quran surah an-nur ayat 32 Allah SWT berfirman :
” Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…”
Sementara Rasulullah SAW bersabda tentang pernikahan :
“Ada empat perkara yang termasuk Sunnah para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian, bersiwak, dan menikah.” (HR. At-Tirmidzi) “
Dan dalam hadits lain di kitab ash-Shahiihah yang dihasankan oleh syeikh al-bani :
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa.”
Dari syariat-syariat tentang pernikahan diatas maka dapat kita simpulkan pernikahan adalah ibadah karena ia perintah dari Allah SWT dan juga sebagai sunnah nabi karena juga diperintahkan oleh nabi Muhammad SAW.
Maka jawaban terbaik untuk pertanyaan ” Untuk Apa Kita Menikah ? ” adalah ” Saya menikah untuk ibadah dan menjalankan sunnahnya Rasulullah ”
Lalu dari niat ini semestinya terbentuk konsep – konsep pernikahan seperti :
1. Karena menikah untuk ibadah dan menjalankan sunnahnya Rasulullah SAW maka pastikan memulai pernikahan dengan cara-cara yang Allah dan Rasulnya ridhoi..
2. Karena menikah hanya untuk ibadah dan menjalankan sunnahnya Rasulullah SAW maka pastikan dalam memilih kriteria calon suami dan istri
3. Karena menikah hanya untuk ibadah dan menjalankan sunnahnya Rasulullah SAW maka pastikan setiap aktivitas menjelang pernikahan mulai , saat-saat pernikahan, resepsi dan walimah pernikahan tidak bertentangan dengan Allah dan Rasulnya tuntunkan
4. Karena menikah hanya untuk ibadah dan menjalankan sunnahnya Rasulullah SAW maka pastikan standar nilai utama dalam menjalankan rumah tangga, bagaimana membangun hubungan suami dan istri, bagaimana membagi peran dalam rumah tangga antara suami dan istri semuanya pastikan berdasarkan nilai-nilai ketaatan dan ketakwaan pada Allah SWT..
Dan…
“…Selalulah yakin dalam setiap ketaatan & ketakwaan pada Allah SWT akan selalu ada kebarakahan, dalam setiap sunnahnya Rasulullah SAW akan selalu ada ketenangan… “